Kamis, 17 Januari 2013

laporan dasar dasar agronomi uir


UJI PEMBEMBERIAN PUPUK TSP DAN HORMON TANAMAN UNGGUL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU
T0H1



OLEH :


AGUS ISTANTO
114210076






UIR




PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2012
UJI PEMBEMBERIAN PUPUK TSP DAN HORMON TANAMAN UNGGUL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU
T0H1



LAPORAN PRATIKUM



OLEH :





NAMA                            : AGUS ISTANTO
NPM                                : 114210076
PROGRAM STUDI                   : AGRIBISNIS



MENYETUJUI







Dosen Pengasuh                                                                                  Asisten Dosen




 Ir.Ernita, Mp                                                                                     Nurwansyah





KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul’’ Uji Pemberian Pupuk TSP dan Hormon Tanaman Unggul Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau’’.
Laporan ini saya susun untuk memenuhi tugas dasar-dasar agronomi, Atas terselesaikannya laporan ini, saya ucapkan terima kasih kepada Ir.Ernita,Mp selaku dosen matakuliah dasar-dasar agronomi dan Kepada Nurwansyah selaku asisten dosen (asdos) juga Orang tua yang memberi dukungan moril maupun materil Dan kepada semua pihak yang membantu dalam terselesaikannya makalah ini.
Penulis sudah berusaha dengan semaksimal mungkin melaksanakan penulisan Laporan ini dengan baik, Jika menurut Bapak/Ibu dan saudara masih ditemukan kekurangan dan kelemahannya, segala kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Laporan ini . Dan atas bantuan semua pihak, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Pekanbaru,   Desember 2012

                                                                                                Penulis




DAFTAR ISI
                                                                                               
KATA PENGANTAR............................................................................          i
DAFTAR ISI..........................................................................................          ii
DAFTAR TABEL..................................................................................          iii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................          iv
I. pENDAHULUAN..............................................................................          1
A. Latar belakang...............................................................................          1
B. Tujuan penelitian ...........................................................................          2
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................          3
III. bahan dan metode................................................................          7
A. tempat dan waktu..........................................................................          7
B. bahan dan alat ...............................................................................          7
C. Rancangan penelitian  ...................................................................                    7
E. pelaksanaan penelitian  ..................................................................          8
F.parameter  pengamatan ...................................................................                    10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................          11
A.    tingggi tanaman.............................................................................          11
B.     umur berbunga...............................................................................         11
C.     umur panen....................................................................................         12
D.    jumlah polong per plot...................................................................         13
E.     berat polong per plot......................................................................         13
F.      berat 100 bji...................................................................................         14
V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................         15
RINGKASAN........................................................................................         15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................         16
LAMPIRAN...........................................................................................         17






DAFTAR TABEL

Tabel                                                                                                         Halaman   
1.      Rerata tinggi tanaman (cm).............................................................        11
2.      Rerata Umur berbunga....................................................................        11
3.      Rerata Umur panen.........................................................................        12
4.      Rerata Jumlah polong per plot........................................................        13
5.      Rerata berat polong per plot............................................................        13
6.      Rerata Berat 100 biji.......................................................................        14
















DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran                                                                                                   Halaman
1.      Jadwal Kegiatan Penelitian..............................................................   17
2.      Dokumentasi penelitian....................................................................   18
















I.  PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kacang hijau (Phaseolus radiates. L)  adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Kacang hijau merupakan tanaman bahan makanan tambahan yang cukup penting untuk memperbaiki gizi makanan rakyat di Indonesia, karena mengandung vitamin B1 yang cukup tinggi, kandungan protein 24 %, lemak 12 %, dan karbohidrat 58 % (Soeprapto, 1993).
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge. Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah menjadi mi yang dikenal sebagai soun.
Penyebaran kacang hijau di Indonesia hampir merata di semua daerah. Dalam rangka pembangunan pertanian, budidaya tanaman kacang hijau ini terus dikembangkan. Melihat tingkat pengembangannya, tanaman kacang hijau akan memberikan prospek yang cerah dalam membantu meningkatkan produksi hasil pertanian dimasa yang akan datang, selain itu tanaman kacang hijau merupakan tanaman pangan yang banyak diusahakan secara komersial. Produksi kacang hijau di Riau sampai sekarang masih rendah. Perhatian masyarakat sampai saat ini terhadap kacang hijau masih kurang. Kurangnnya perhatian ini diantaranya disebabkan oleh hasil yang dicapai perhektar masih rendah dan panen yang dikerjakan sampai beberapa kali, sehingga sukar untuk menentukan masa panen yang tepat.
Rendahnya produksi kacang hijau di Riau disebabkan antara lain karena teknik bercocok tanam dan pemeliharaannya yang masih bersifat tradisional,  terutama varietas yang digunakan berpotensi rendah serta pemeliharaan yang kurang intensif, (Badan Pusat Statistik Propinsi Riau, 2003).
Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi kacang hijau ialah dengan adanya suatu varietas yang lebih unggul, dimana terciptanya suatu varietas yang lebih unggul dapat dilakukan dengan cara melakukan persilangan buatan antara varietas - varietas unggul yang telah ada.
1.2. Tujuan Praktikum
1.      Untuk mengetahui pengaruh pemberian Pupuk TSP terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau.
2.      Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk hantu terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau.

 
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.      Pengertian Kacang hijau

Kacang hijau (Phaseolus radiates. L) merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek, lebih kurang 60 hari. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan tanaman ini diklasifikasikan yaitu ; Devisi : Spermathopyta, Sub devisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Rosales, Famili : Leguminoseae, Sub family : Papilionaceae, Genus : Vigna, Species : Phaseolus radiates L (Soeprapto, 1993).
            Kacang hijau juga sangat mudah berkecambah, kecambah kacang hijau biasa kita kenal dengan tauge. Kacang hijau dalam bentuk kecambah mengandung enzim-enzim aktif salah satunya amylase yang membantu dalam metabolisme karbohidrat. Selain rasanya yang gurih dan lezat, kacang hijau dan kecambahnya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Tanaman kacang hijau dalam pertumbuhannya dapat dibedakan atas dua tipe, yaitu tipe tegak dan menjalar, yang umumnya dibudidayakan adalah tipe tegak yang tingginya antara 30-60 cm, mempunyai batang dan daun berbulu (Soeprapto, 1993).
Daun kacang hijau bertangkai tiga dengan bunga berwarna kuning dan polong berbentuk bulat panjang antara 5-15 cm, tiap polong mempunyai 6-16 biji berbentuk bulat panjang, umumnya lebih kecil dibandingkan dengan biji kacang-kacangan lainnya. Kacang hijau mempunyai akar dengan cabang-cabang sempurna dan meluas, daya produksi berbeda-beda tergantung varietasnya, pada lingkungan yang baik produksi maksimum 2500-2800 kg/ha (Soeprapto, 1993).
Untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, tanaman kacang hijau menghendaki suhu optimum 25-270C dengan penyinaran minimal 10 jam perhari dengan kelembapan rata-rata 65 %, tanaman kacang hijau tahan terhadap panas, tetapi tidak begitu tahan terhadap kekeringa. Pertumbuhan kacang hijau akan baik pada curah hujan 700 mm pertahun dengan distribusi hujan merata (Badan Pusat Statistik Propinsi Riau, 2003).
Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki musim kemarau selama pertumbuhannya dengan curah hujan 250-1000 mm pertahun dengan suhu 280C. tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl permukaan laut (Soeprapto, 1993).
Menurut Marzuki (2001) tanaman kacang hijau dapat tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah asalkan drainase baik, tetapi yang terbaik adalah jenis tanah lempung biasa sampai yang mempunyai bahan organik tinggi. Kemasaman tanah ( pH ) 5,8 paling ideal untuk pertumbuhan kacang hijau, sedangkan tanah yang sangat asam tidak baik karena penyediaan makanan terhambat. Untuk memperoleh produktivitas yang tinggi, maka teknik budidaya harus diperhatikan seperti penggunaan varietas unggul, pemupukan dengan dosis yang tepat dan pengairan yang baik.
Penyebaran kacang hijau di Indonesia hampir merata di semua daerah. Dalam rangka pembangunan pertanian, budidaya tanaman kacang hijau ini terus dikembangkan. Melihat tingkat pengembangannya, tanaman kacang hijau akan memberikan prospek yang cerah dalam membantu meningkatkan produksi hasil pertanian dimasa yang akan datang, selain itu tanaman kacang hijau merupakan tanaman pangan yang banyak diusahakan secara komersial.
Produksi kacang hijau di Indonesia khususnya di Riau sampai sekarang masih rendah. Perhatian masyarakat sampai saat ini terhadap kacang hijau masih kurang. Kurangnnya perhatian ini diantaranya disebabkan oleh hasil yang dicapai perhektar masih rendah dan panen yang dikerjakan sampai beberapa kali, sehingga sukar untuk menentukan masa panen yang tepat.
Pemuliaan tanaman adalah merupakan ilmu dan kegiatan dalam menghasilkan suatu varietas tanaman yang lebih baik dari tanaman yang sudah ada. Dalam hal ini salah satu usaha yang dilakukan dalam pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas tanaman yang lebih unggul yaitu dengan cara melakukan persilangan antar varietas tanaman.
Dengan perlakuan persilangan antar varietas tanaman tersebut maka akan dihasilkan varietas tanaman yang lebih unggul, yaitu tanaman produksinya tinggi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, kualitas tanamannya tinggi dan lain sebagainya.
Untuk mendapatkan varietas tanaman kacang hijau yang unggul salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan persilangan antar varietas yang telah ada, sehingga akan didapatkan varietas kacang hijau yang lebih baik dan lebih unggul.
Salah satu peran posfor (TSP) adalah mendorong pertumbuhan tunas, akar tanaman, meningkat aktifitas unsur hara lain seperti nitrogen dan kalium yang seimbang bagi kebutuhan tanaman. Pada leguminosa, posfor berfungsi mempercepat fiksasi N dengan mendorong pembungaan dan pembentukan biji dan buah serta mempercepat masak polong.
Berat biji kering yang dihasilkan pada pemberian TSP  yang tinggi merupakan akibat terpenuhinya kebutuhan hara posfor yang diperlukan dalam pembentukan dan pengisian biji serta polong. Peningkatan berat biji berhubungan dengan jumlah polong yang dihasilkan. Tanpa pemberian TSP berat biji yang dihasilkan lebih ringan dan terbentuknya jumlah cabang sedikit. Kekurangan posfor mengakibatkan terlambatnya perkembangan akar, sehingga tanaman menjadi kerdil, laju respirasi dan proses fotosintesis menurun.
Pupuk Hantu Multiguna Exclusive adalah pupuk yang terbuat dari sari tumbuhan alami ( herbal ) berbentuk cream cair / pekat berwarna putih kelabu. Biasanya tanaman kacang hijau diberikan dosis 5 cc / 1 sendok makan hantu dicampur dengan air 1 liter. Dimana pupuk hantu memiliki kandungan sebagai berikut hormon : GA3 98.37 ppm, GA5 107.13 ppm, GA7 131.46 ppm, Auksin IAA 156.35 ppm, SITOKININ : Kinetin 128.04 ppm, Zeatin 106.45 ppm
Hormon tanaman unggul atau yang sering di sebut pupuk hantu terbuat dari sari tumbuhan alami (herbal) berbentuk cream cair / pekat berwarna putih kelabu. Digunakan dengan cara penyemprotan. hormon tanaman unggul (hantu) menjadikan tanaman mempunyai daya tahan dan melebihi perkembangan standar. terutama pada daun jadi lebar padat berisi, tunas akan bermunculan, bunga akan muncul,dari semua pori-pori pohon, buah akan padat berisi, batang akan mengalami pemekaran sel-selnya, akar akan berkembang pesat.
Organik Herbal,kandungan utama hormon perangsang tumbuh dan NPK Plus,sehingga dapat merangsang pertumbuhan dan pembuahan secara ekstrim abnormal. Manfaat Plus dengan menggunakan pupuk “HANTU”juga dapat meminimalkan pemakaian pupuk kimia dan bahkan tidak diperlukan lagi untuk mempergunakan pupuk lain cukup dengan pupuk Hantu dijamin petani akan sangat senang karena panennya akan melimpah ruah dengan biaya produksi yang sangat rendah.Dan keuntungan lain dari Pupuk Hantu juga dapat menambah usia tanaman,tanah jadi lebih subur kembali karena Zeatin.


III. BAHAN DAN METODA

3.1.  Tempat dan Waktu
Praktikum ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau jalan Kaharudin Nasution Km. 11, perhentian Marpoyan Pekanbaru. Praktikum inin berlangsung selama 3 bulan terhitung dari bulan Oktober 2012 sampai bulan Desember 2012. Jadwal kegiatan Praktikum dapat dilihat pada lampiran.

3.2.  Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : benih kacang hijau, Pupuk Urea, TSP, KCL, Pupuk Hantu, Curater 3G, Pupuk Kandang ayam, Dhitane M-45 dan lain-lain. Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : cangkul, meteran, plat perkebunan, paku, handsprayer, gembor, garpu, kamera, alat tulis, dan lain-lain.

3.3.  Rancangan Praktikum
Rancangan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Rancangan Acak lengkap dengan 2 faktorial. Factor pertama adalah Pemberian dosis pupuk Tsp dan factor kedua yaitu Pemberian dosis pupuk hantu (H) dengan 4 (empat) taraf perlakuan masing-masing terdiri dari 3 kali ulangan dan 6 tanaman sampel perplot/bedengan.
Faktor T yaitu :
T0        : Tanpa TSp
T1        : 18 g/plot setara 50 kg/ha
T2        : 36 g/plot setara 100 kg/ha
T3        : 54 g/plot setara 150 kg/ha
T4        : 72 g/plot setara 200 kg/ha
Faktor H yaitu :
H0       : Tanpa Perlakuan
H1       : 2 cc/L air
H2       : 4 cc/L air
H3       : 6 cc/L air
H4       : 8 cc/L ait

Sehingga diperoleh 25 kombinasi perlakuan. Adapun kombinasi perlakuan tersebut dapat dilihat pada table 1 dibawah ini :

Perlakuan T
Perlakuan H
H0
H1
H2
H3
H4
T0
T0H0
T0H1
T0H2
T0H3
T0H4
T1
T1H0
T1H1
T1H2
T1H3
T1H4
T2
T2H0
T2H1
T2H2
T2H3
T2H4
T3
T3H0
T3H1
T3H2
T3H3
T3H4
T4
T4H0
T4H1
T4H2
T4H2
T4H4

3.4. Pelaksanaan Praktikum
1. Persiapan Lahan
Lahan praktikum yang digunakan di bersihkan dari gulma atau rumput menggunakan parang atau cangkul . kemudian di cangkul untuk membentuk bedengan denga nukuran 1,2 m x 6 m dengan ketinggian 50 cm dan jarak antar bedengan 50 cm setelah itu diberikan pupuk kadang sebanyak 1 karung goni yang kering atau matang secara merata dalam 1 bedengan.


2. Penanaman
            Penanaman benih kacang hijau dilakukan 2 minggu setelah pengolahan lahan dilakukan dengan satu tanaman perlubang tanam dan jarak tanam 30 cm x 30 cm.
3. Perlakuan
            Pemberian pupuk TSP dilakukan sebanyak 2 kali yaitu 7 hari setelah tanaman dan 21 hari setelah tanam,. Pemberian dengan dosis tiap pemberian yaitu 50% dari dosis perlakuan. Pemberian pupuk dilakukan dengan larikan. Sedangkan perlakuan Pupuk Hantu deberikan 2 kali selama praktikum yaitu 21 HST dan 35 HST dengan dosis sesuai perlakuan dan diberikan melalui penyemprotan.
4. Perawatan
a. Pemupukan
                        Pemupukan yang diberikan selain perlakuan adalah pupuk Urea, KCL dan TSP dilakukan satu kali selama praktikum. Dosis anjuran pemberian Urea 50 kg/ha dan KCL 75 kg/ha untuk tanaman kacang hijau. Pemupukan dilakukan pada saat 7 hari setelah tanaman dengan cara pemberian melalui larikan disetiap baris tanam.
b. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan gembor yang diaplikasikan satu kali sehari.
c. Penanggulangan OPT
            Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) melalui penyiangan gulma dan penggunaan pestisida Dhitane M-45 yang diberikan melalui penyemprotan.




3.5. Parameter Pengamatan
1. Tinggi Tanaman (cm)
            Dilakukan setelah tanaman berumur dua minggu setelah tanam dengan interval pengukuran 2 minggu sekali mulai batas tanah sampai daun tertinggi (urut kertas). Data hasil pengamatan ditampilkan dalam bentuk tabel.
2. Umur Berbunga (hari)
            Umur berbungan di hitung bila tanaman yang berbunga minimal 50% dari total populasi yang ada disetiap plot bedengan. Data hasil pengamatan ditampilkan dalam bentuk tabel.
3. Umur Panen (hari)
            Minimal 50% dari total populasi per bedengan telah memenuhi criteria panen. Panen dilakukan sebanyak 3 kali dalam interval 7 hari. Data hasil pengamatan ditampilkan dalam bentuk tabel.
4. Jumlah Polong per plot (buah)
            Menghitung seluruh jumlah polong yang dipanen pada setiap tanaman sempel per plot. Data hasil pengamatan ditampilkan dalam bentuk tabel.
5. Berat Polong per Plot (g)
            Menimbang berat polong pada tiap-tiap tanaman sampel per plot. Data hasil pengamatan ditampilkan dalam bentuk tabel.
6. Berat 100 biji (g)
            Menimbang berat 100 biji kacang hijau dengan timbangan analitik untuk mengetahui rerata berat biji perbiji. Data hasil penimbangan ditampilkan dalam bentuk tabel

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.  Tinggi tanaman (cm)
                  Hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 2. dibawah ini :
Sampel
Tinggi tanaman (cm)
1
21.6
2
23
3
20.2
4
21
5
22
6
24.4
Jumlah
132.2
Rerata
22.03
  Table 2. Tinggi tanaman kacang hijau  
Data pada tabel 2. menunjukkan pupuk hantu dapat dijelaskan bahwa rata-rata untuk tanaman tertinggi terdapat pada sampel 5  dan juga pengaruh dari pupuk hantu yang bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan tanaman karena mengandung hormon GA3 98.37 ppm.

4.3. Umur berbunga (hari)
            Hasil pengamatan terhadap Umur berbunga yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 4 :




Sampel
Umur berbunga (hari)
1
28
2
28
3
28
4
28
5
28
6
28
Jumlah
168
Rerata
28
Table 4. umur bunga tanaman kacang hijau

Data pada tabel 4. menunjukkan bahwa pupuk hantu tidak berpengaruh terhadap Umur berbunga karenakan sedikitnya pemberian dosis pada tanaman kcang hijau.

4.4. Umur panen (hari)
            Hasil pengamatan terhadap Umur panen yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 5. di bawah ini :
Sampel
Umur Panen (hari)
1
65
2
65
3
65
4
65
5
65
6
65
Jumlah
390
Rerata
65
Table 5. umur panen tanaman kacang hijau

Data pada tabel 5 menunjukkan bahwa pupuk hantu tidak berpengaruh terhadap Umur Panen karena penyemprotan yang tidak merata. Terlihat dari umur panen setiap tanaman yang tidak serempak, jadi dari situ Nampak jelas bahwa perlakuan pupuk hantu tidak berpengaruh pada tanaman sampel.

4.5.  Jumlah polong per plot (buah)
            Hasil pengamatan terhadap jumlah polong per plot yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 6, dibawah ini :
Sampel
Jumlah polong per plot (buah)
1
38
2
52
3
37
4
67
5
55
6
60
Jumlah
309
Rerata
51.5
Tabel 6. Jumlah polong per plot tanaman kacang hijau
Data pada tabel 6 menunjukkan bahwa pemberian pupuk hantu dapat dijelaskan bahwa rata-rata untuk Jumlah polong per plot yang paling banyak  terdapat pada sampel 4. Di duga karena pengaruh dari pupuk hantu yang mengandung fitohormon didalamnya. Dan juga di duga pada saat pemberian perlakuan sampel 4 mendapatkan lebih pupuk hantu di bandingkan dengan sampel lainnya.

4.6. Berat Polong Per Plot (g)
            Hasil pengamatan terhadap Berat polong per plot yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 7. dibawah ini :
Sampel
Berat polong per plot (g)
1
33,3
2
45,8
3
36,6
4
54,2
5
47,5
6
53,0
Jumlah
270,4
Rerata
45,1
Tabel 7.  berat polong per plot tanaman kacang hijau
Data pada tabel 7. menunjukkan bahwa pengaruh pemberian dosis pupuk hantu berpengaruh terhadap berat polong per plot. Dapat dilihat rata-rata paling rendah terdapat pada sampel 1, di duga saat penyemprotan, sampel 1 tidak merata terkena pupuk hantu ataupun tanaman sampel 1 tertupup oleh tanaman yg lebih tinggi dari sampel 1.
4.7. Berat 100 biji (g)
            Hasil pengamatan terhadap Berat 100 biji yang telah dilakukan dalam pratikum dapat di lihat pada tabel 8. dibawah ini :
Sampel
Berat 100 biji (g)
1
8,0
2
7,9
3
8,2
4
9,0
5
9,4
6
8,3
Jumlah
135,4
Rerata
22,5
Table 8 . berat 100 biji tanaman kacang panjang
Data pada tabel 8 menunjukan bahwa pemberian pupuk hantu berpengaruh terhadap berat 100 biji di duga karena dosis yang di berikan pas atau tidak lebih dan tidak kurang sehingga berat biji yang di hasilkan lebih maksimal.









V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
            Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan pada perlakuan T0H1 diketahui bahwa  pupuk Hormon Tanaman Unggul (Hantu) memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau sehingga jumlah sampel yang didapatkan berbeda beda.
B. Saran
            Berdasarkan hasil praktikum yang telah saya ikuti maka saya  menyarankan agar praktek yang kita lakukan ini berjalan dengan jadwal yang telah dijadwalkan sehingga tidak membuat mahasiswa/I kebebingungan atau keropan dalam membuat laporan yang harus dikerjakan atau dikumpulkan











DAFTAR PUSTAKA

Fatmawati, Andi Apryani. 2007. Petunjuk Praktikum Dasar-dasar Agronomi. Jurusan        Agronomi-Faperta Untirta. Serang.

Harjadi, M.M. Sri Setyati. 1988. Pengantar Agronomi. Gramedia: Jakarta.
Nyakpa, M. Yusuf, et al. 1988. Kesuburan Tanah. Penerbit Universitas Lampung.  Lampung.

Soeprapto.1993. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya : Jakarta.
Tjirosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press:     Yogyakarta.

Duriat, A.S. dan S. Sastrosiswojo.1995. Pengendalian hama dan penyakit terpadu pada     agribisnis cabai. Jakarta:Penebar Swadaya

Semangun, Haryono. 1989. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultur di Indonesia   (Yogyakarta: Gajah Mada University Press 1989).

Purwono dan Purwanti, H. 2007. Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan Unggul.         Penebar Swadaya. Jakarta.

Purnomo, H. 2008. Deskripsi Tanaman Kacang Hijau. pangan.litbang.deptan.go.id            www.puslittan.bogor.net (Diakses Pada Tanggal 2 September 2011).










Lampiran 1. Jadwal Kegiatan

Kegiatan Praktikum
Bulan/Tahun 2012
September
Oktober
November
Desember
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Pembagian lahan dan persiapan lahan
X















Pengolahan lahan

X














Pemupukan dasar


X













Penanaman



X












Pemberian pupuk
(NPK, KCL, TSP)




X











Pemberian plang nama





X










Penyiangan bukan sampel





X
X
X
X
X
X





Penyiangan sampel






X
X
X
X
X





Penghitungan cabang primer












X



Pengukuran tinggi






X
X
X
X
X
X
X



Penghitungan polong











X




Panen












X



Penimbangan












X



Pembuatan laporan













X







Lampiran 2. Dokumentasi
IMG-20121008-00004.jpg                 IMG-20121019-00043.jpg
 Gambar 1. Plot Perlakuan T0H1                             Gambar 2. Pemberian Perlakuan

gh.jpeg                pemberian 'curater'.jpg
 Gambar 3. Tanaman saat dimakan hama         Gambar 4. Pemberia Insektisida

detywe.jpeg                 m.u.class2218.jpg  
 Gambar 5. Tanaman Saat Berbuah                   Gambar 6. P. Tinggi Tanaman
fhf.jpeg               segs.jpeg  
 Gambar 5. Polong yang sudah dikupas          Gambar 6. Tanaman yang sedikit buah

1 komentar:

silahkan komentari......