1.1.
Latar Belakang
Jagung Manis (Zea mays saccharata) adalah salah satu tanaman pangan yang telah
lama diusahakan di Indonesia karena jagung mempunyai peranan cukup besar dalam
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Komoditi tersebut merupakan sumber
protein nabati yang efesien.
Selain
itu jagung manis merupakan jenis tanaman yang disukai dan selalu di pergunakan
oleh masyarakat sebagai bahan masakan. Sehingga pasokan untuk kebutuhan jagung
harus senantiasa tersedia untuk konsumsi masyarakat. Akan tetapi jagunng tidak
digunakan sebagai makanan pokok di Indonesia karena kadar lisin dan tryptopan
sangat rendah. Jika dikonsumsi sangat banyak akan menimbulkan penyakit radang
tenggorakn (pellagra).Adapun tanaman jagung ini biasanya digunakan sebagai
bahan olahan makanan ringan
Tanaman
jagung manis banhyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan ringan dan campuran
dalam masakan. Oleh karena itu tanaman jagung dapat dikategorikan sebagai
tanaman yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Tanaman yang nilai
ekonominya tinggi, biasanya berisiko kegagalan dari tanaman tersebut juga
tinggi. Sehingga dalam budidaya tanaman ini diperlukan tindakan budaya tepat.
Untuk itu pada pratikum kali ini
dilakukan penanaman jagung guna mengetahui tindakan budaya yang tepat hingga
mampu berproduksi sebagaimana mestinya. Selain itu juga diperlukan pengendalian
hama dan penyakit.
Cabai atau lombok (bahasa Jawa)
adalah sayuran buah semusim yang termasuk dalam anggota genus Capsicum yang
banyak diperlukan oleh masyarakat sebagai penyedap rasa masakan. Salah satu
tanaman cabai yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah tanaman cabai
merah. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak
digemari oleh masyarakat. Ciri dari jenis sayuran ini adalah rasanya yang pedas
dan aromanya yang khas, sehingga bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan
selera makan. Karena merupakan sayuran yang dikonsumsi setiap saat, maka cabai
akan terus dibutuhkan dengan jumlah yang semakin meningkat seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk dan perekonomian nasional .
Cabai merah mengandung berbagai
macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Kandungan vitamin dalam cabe
adalah A dan C serta mengandung minyak atsiri, yang rasanya pedas dan memberikan
kehangatan bila kita gunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Sun et al.
(2000). melaporkan cabai merah mengandung anti oksidan yang berfungsi untuk
menjaga tubuh dari radikal bebas. Radikal bebas yaitu suatu keadaan dimana
suatu molekul kehilangan atau kekeurangan elektron, sehingga elektron tersebut
menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari sel-sel tubuh
kita yang lainnya. Kandungan terbesar anti oksidan dalam cabai terdapat pada
cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan
sebagai zat anti kanker.
Bunga tahi Ayam adalah bungadari daerah tropis yang
sangat gamapng hidupnya. bunga tahi ayam tidak memerlukan perawatan
khusus,karena tanaman ini kuat terhadap penyakit dan cuaca, bunga tahi ayam
biasanya dijadikan tumbuhan pembatas antara halaman rumah dan jalanan, tidak
jelas asal nama bunga tahi ayam, tapi yang mungkin dikarenakan bau bunga yang
tidak sedap, dan tidak enak , dibandingkan oleh bunga-bunga yang lain, yaitu
enak dilihat dan cantik dari bentuknya.
Bunga tahi ayam dalam bahasa
sainnnya disebut lantana camara ada 100 jenis bunga tahi ayam yang ada didunia,
bunga tahi ayam tidak disukai oleh binatang dan serangga karena bungannya
mengasung racun yang berbahaya bagi serangga dan hewan.
1.2. Tujuan Praktikum
1.
Agar memiliki pengetahuan dan kemampuan
untuk bercocok tanam mengenai tanaman tanaman jagung sehingga dapat bercocok
tanam jagung yang baik dan benar.
2.
Supaya mengetahui faktor-faktor apa
saja dan bagaimana faktor-fktor tersebut mempengaruhi pertumbuhan tanaman
jagung manis, baik itu faktor luar maupun faktor dari dalam tanaman itu
sendiri.
2.1. KLASIFIKASI
JAGUNG
Kerajaan
: Plantae
(tidak
termasuk)
Monocots
(tidak
termasuk)
Commelinids
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae
Genus
: Zea
Spesies
: Z. mays
Varietas
: Golden Boy
2.2. MORFOLOGI
JAGUNG
1.
Tinggi
Jagung
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya
berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m.
Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum
bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti
padi), pada umumnya jagung tidak memiliki kemampuan ini.
2.
Struktur
Akar
Akar jagung tergolong akar serabut
yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2
m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku
batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
3.
Struktur
Batang
Batang jagung tegak dan mudah
terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum.
Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk
roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku.
Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
4.
Struktur
Daun
Daun jagung adalah daun sempurna.
Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang
daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang
berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia
Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur
ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel
daun.
5.
Struktur
Bunga
Jagung memiliki bunga jantan dan
bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap
kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut
floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma).
Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga
(inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga
betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan
pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol
produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul
dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai
varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5
hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
2.3. Syarat Tumbuh Jagung
Jagung di
Indonesia kebanyakan ditanam di dataran rendah baik di tegalan, sawah tadah
hujan maupun sawah irigasi. Sebagian terdapat juga di daerah pegunungan pada
ketinggian 1000- 1800 m di atas permukaan laut. a. Tanah Tanah yang dikehendaki
adalah gembur dan subur, karena tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase
yang baik. Jagung dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah. Tanah lempung
berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya. Tanah-tanah berat masih
dapat ditanami jagung dengan pengerjaan tanah lebih sering selama
pertumbuhannya, sehingga aerasi dalam tanah berlangsung dengan baik. Air tanah
yang berlebihan dibuang melalui saluran drainenase yang dibuat dinatar barisan
jagung. Kemasaman tanah (pH) yang terbaik untiik jagung adalah sekittir 5,5 -
7,0. Tanah dengan kemiringan tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung
dengan arah barisan tegak lurus terhadap miringnya tanah, derigan maksud untuk
mencegah keganasan erosi yang terjadi pada waktu turun hujan besar, b. Iklim
Faktor-faktor iklim yang terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar
matahari dan curah hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Tempat penanaman
jagung harus mendapatkan sinar matahari cukup dan jangan terlindung oleh
pohon-Pohonan atau bangunan. Bila tidak terdapat penyinaran dari matahari,
hasilnya akan berkurang. Temperatur optimum untuk pertumbuhan jagung adalah
antara 23 - 27 C.
2.4. Hama Penyakit
Hama dan
penyakit penting pada tanaman jagung adalah: Hama. Lalat bibit (Atherigona
exigua Stein) Setelah 4-5 hari ditanam biasanya biji mulai tumbuh. Penyemprotan
untuk mencegah/memberantas lalat bibit segera dilakukan setelah biji tumbuh dan
tersembul di atas tanah. Penyemprotan dilakukan dengan interval 2-3 hari
sekali. Pestisida dipergunakan adalah Basudin (Diazinon), Surecide dan
lain-lain, dengan dosis 1,5- 2,5 cc/ liter air. Serangan lalat bibit ini
berlangsung sampai tanaman berumur tanaman ± 3 minggu. Ulat Agrotis (agrotis Sp
) , Hama ini menyerang pada waktu tanaman masih kecil. Dapat diberantas dengan
cara mencari dan membunuh ulatnya, yang biasanya terdapat di dalam tanah atau
sebelum ditanami, tanah diberi insektisida terlebih dahulu. Ulat daun (Prodenia
litura F). Menyerang pupuk daun pada waktu tanaman berumur 1 (satu) bulan.
Pemberantasan
agar dilakukan secepatnya dengan insektisida seperti terdapat pada serangan
lalat bibit. Penggerek daun (Sesamia inferens WLK). Menyerang pada waktu
tanaman telah berbunga. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan penyemprotan
segera setelah terlihat adanya telur-telur yang biasanya terletak di bawah daun
pada saat menjelang berbunga. Ulat tanah (Leucania unipuncta, HAW) Menyerang
daun tanaman dewasa, biasanya pada malam hari, sampai mencapai jumlah ratusan.
Penyemprotan harus dilakukan setelah gejala pertama terlihat dan jangan sampai
terlambat. Ulat tongkol (Heliothis armigera), Merupakan, ulat perusak tongkol
yang penting. Penyemprotan harus segera dilakukan bilamana terlihat telur-telur
yang biasanya diletakkan pada rambut (silk) dan bakal buah atau tongkol: Secara
umum, penyemprotan sebaiknya dilakukan bilaman diperlukan saja, sehingga
penggunaan- pertisida lebih efisien. Waktu yang baik untuk menyemprot adalah
pagi hari antara jam 06.00 - 09;00 atau sore hari jam 16.00 -18.00 Penyakit:
Penyakit terpenting pada jagung adalah penyakit bulai, atau downy mildew
(Sclerospora maydis Palm).
Tanaman yang
terserang- daun-daunnya herwarna kuning keputih-putihan bergaris-garis klorotis
sejajar dengan arah urat daun. Pada bagian bawah daun terdapat Konidia berwarna
putih seperti butiran-butiran tepung: Menyerang tanaman.muda sampai umur ± 45
hari. Serangan pada tanaman semasa kecil sering mengakibatkan kematian: Serangan
pada tanaman yang lebih besar mengakibatkan pertumbuhan tongkol yang tidak
sempurna. Pemberantasan , dengan fungisida atau bahan kimia lain yang efektif
sampai saat ini belum diketemukan.
Usaha
pemberantasannya yang dilakukan adalah dengan mencabut dan membakar tanaman
yang terserang dan menanam kembali dengan varitas yang tahan. Dewasa ini
terdapat beberapa. varitas yang tahan seperti DMR.S, DMR:3, dan beberapa
varitas-hasil persilangan yang masih dalam pengujian (Harapan, DMR dan
sebagainya). 2. Penyakit-penyakit penting yang terdapat pada jagung di
antaranya adalah becak daun (Helminthosporium sp) dan karat daun (Puccinia
sorghi Sehw).
2.5. Teknik Budidaya
Pedoman Budidaya
Pedoman Budidaya
Benih Benih
diambil hanya dari tanaman dan tongkol yang baik dan sehat saja. Pilihlah
tongkol-tongkol yang besar, barisan biji lurus dan penuh, tertutup rapat - oleh
kelobotnya, dan cukup tua. Dari tongkol.-tongkol terpilih, pisahkanlah
biji-biji kecil yang terdapat pada bagian pangkal dan ujung dari tongkol. Hanya
biji yang rata besarnya dan sehat saja diambil sebagai benih. Bila jumlah
tongkol terpilih sangat terbatas, dapat juga digunakan semua biji yang terdapat
pada tongkol tersebut. Benih harus cukup sehat dan kering, bertenaga tumbuh
lebih dari 90%, murni dan bebas dari kotoran.
Pada dewasa ini
terdapat benih-benih varitas unggul yang cocok untuk dataran rendah dengan umur
dipanen (110 hari), seperti, Harapan, Metro, Bogor Composite-2 dan yang berumur
,genjah adalah: Penjalinan, Genjah, Kretek, Genjah Kertas, Bogor Comopsit-10,
dll dan untuk.dataran tinggi adalah: Bastar Kuning, Bima, Pandu Kimia
Putih" Rocol dan lain-lain., Waktu tanam. Waktu tanam yang baik adalah
sebagai berikut: a. Ditegalan, jagung ditanam pada musim labuhan/ permulaan
musim hujan yaitu. pada bulan September/Nopember. Pengerjaan tanah hendaknya
dilakukan jauh sebelumnya, sehingga tanah dalam keadaan siap tanam. Pada waktu
hujan sudah mulai turun. Kelambatan penanaman jagung labuhan sampai dengan
bulan Desember mengakibatkan tanaman menderita serangan penyakit bulai (Downy
mildew) yang berat dan dapat mengakibatkan kegagalan total.
Penanaman
jagung ditegalan dapat pula dilakukan, pada musim. marengan/saat musim hujan
hampir berakhir, pada bulan Februari - April. b. Ditanah sawah biasanya jagung
ditanam dalam tiga musirn yaitu pada musim labuhan, sebelum padi musim
penghujan ditanam, pada musim marengan setelah padi musim penghujan dipanen dan
juga pada musim kemarau. Untuk peneneman musim labuhan sebaiknya digunakan
varitas Genjah atau varitas unggul agak dalam yang dipungut muda, sehingga
tersedia cukup waktu untuk persiapan penanaman padi sawah. Cara bertanam dan
pemeliharaan tanaman. a. Pengolahan tanah: Pada waktu pengolahan, keadaan tanah
hendaknya tidak terlampau basah tetapi harus cukup lembab sehingga mudah
dikerjakan, dan tidak lengket, sampai tanah menjadi cukup gembur. Pada
tanah-tanah berpasir atau tanah ringan tidak banyak diperlukan pengerjaan
tanah. Pada tanah-tanah berat dengan kelebihan air, perlu dibuat saluran
penuntas air.
Pembuatan
saluran dan pembumbunan yang tepat dapat menghindarkan terjadinya genangan air
yang sangat merugikan bagi pertumbuhan tanaman jagung. Pengolahan tanah untuk
jagung labuhan harus tepat dan cepat dapat dilakukan karena hujan kadangkala
datang lebih awal. Bilamana tidak sempat untuk mengerjakan tanah secara
keseluruhan karena waktu tanam mendesak, maka pengerjaan tanah dapat dilakukan
hanya pada barisan yang akan ditanami saja sedalam 15 - 20 cm sampai tanah
menjadi cukup gembur. Berdasarkan hasil penelitian pada tanah: latosol dan
aridosol cara ini memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan pengerjaan
tanah yang biasa. b. Jarak tanam Varitas yang berbeda umurnya mempunyai optimum
populasi yang berbeda. Bagi varitas yang berumur dalam (± 110 hari) seperti
Harapan Bogor, Composite populasi optimum adalah ± 50.000 tanaman/ha, ditanam
dengan jarak 100 x 40 cm. dengan 2 tanaman per lubang atau 75 x 25 cm dengan
1(satu) tanaman per lubang. Varitas yang berumur tengahan (80 - 90 hari)
seperti Panjalinan dan Genjah Kretek, optimum populasi adalah t 70.000.
tanaman/ha, ditanam dengan jarak tanam 75 x 20 cm dengan 1 (satu) tanaman per
lubang. Bagi vartias yang berumur genjah (70 - 80 hari) seperti Genjah Madura,
populasi dapat ditingkatkan sampai 100.000 tanaman/ha, bahkan pada tanah yang
subur dapat mencapai 200.000 tanaman/ha, dengan jarak tanam 50 x 20 cm atau 50
x 10 cm dengan 1 (satu) tanaman per lubang;. Benih ditanam 2 -3 biji per
lubang, kemudian diperjarang pada umur 2 - 3 minggu setelah tanam, di mana
ditinggalkan tanaman yang tegap dan sehat saja sehingga mencapai populasi yang
diinginkan sesuai dengan jarak tanam yang digunakan. Dalamnya penanaman adalah 3 cm.
Pemeliharaan
Pemupukan. Tanaman jagung tidak akan
memberikan hasil maksimal manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup
tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan hasil panen secara kwantitatif maupun
kwalitatif. Pemberian pupuk Nitrogen merupakan, kunci utama dalam usaha meningkatkan
produksi. Pemberian pupuk phosphat dan kalium bersama-sama dengan nitrogen
memberikari hasil yang lebih baik.
Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen, akan
nampak kerdil, warna daun hijau muda kekuning-kuningan, buah terbentuk sebelum
waktunya dan tidak sempurna: Gejala kekurangan unsur, phosphat. jelas terlihat
terutama pada waktu tanaman masih muda di mana daun-daunnya berwarna ungu dan
akan berubah hijau kembali seperti biasa bilamana kemudian tanaman-mendapatkan
cukup, phosphat. Tanaman yang kekurangan kalium memberikan gambaran seolah-olah
layu, bagian tepi dari daun mula-mula menjadi kuning (chlorosis), kemudian
berubah menjadi kecoklat-coklatan dan bagian daun yang sudah mati akan gugur.
Dosis pupuk yang diperlukan
berbeda-beda: tergantung dari pada tingkat kesuburan dan jenis tanah. Untuk
sementara secara umum dapat dianjurkan, pemakaian pupuk sebanyak 90-120 kg.N,
30 - 45 kg. P2O5 dan 0-25 kg K2O per Ha. Pada tanah-tanah yang cukup mengandung
akan kalium, pemupukan dengan unsur ini dapat ditiadakan. Pupuk diberikan
secara ditugal sedalam 10 cm, pada kedua sisi tanaman dengan jarak 7 cm, Pada
jarak tanam yang rapat pupuk dapat diberikan di dalam larikan yang dibuat di
kiri kanan barisan tanaman: Pupuk N sebaiknya diberikan dua kali yaitu:1/3 bagian
pada waktu tanam bersama-sama dengan seluruh pupuk P dan K, kemudian 2/3 bagian
pupuk N diberikan pada waktu tanaman berumur 1 bulan, di dalam lubang atau
larikan sedalam 10 cm pada jarak 15 cm dari barisan tanaman. Penyiangan dan
Pembumbunan: Untuk memperoleh hasil yang tinggi, pertanaman harus bersih dari
segala macam tumbuhan/rumput pengganggu.
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini di laksanakan di kebun
percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution
Km 11, Kelurahan simpang tiga, Kecamatan Bukit Raya, Kotamadya Pekanbaru. Waktu
praktikum di laksanakan selama 3 bulan yang di mulai dari bulan April Sampai
Juni 2013.
B.
Bahan dan Alat
Bahan – bahan yang di gunakan dalam
pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Benih
jagung manis (Sweet Boy)
2.
Pupuk
NPK
3.
Pupuk
kandang
Sedangkan alat
– alat yang di gunakan adalah sebagai berikut :
1.
Gembor
2.
Sabit
3.
Cangkul
4.
Garu
5.
Meteran
6. Alat tulis
C.
Pelaksanaan
Praktikum
1.
Pengerjaan
lahan
Pekerjaan
pertama yang dilakukan adalah mencangkul tanah dengan tujuan membalik dan
menggemburkan tanah. Kemudian tanah digaru dan batu, bongkahan tanah dan sisa
gulma dibersihkan. Sisa gulma yang telah dipisahkan dibakar di atas bedengan.
Setelah itu dibentuk bedengan dengan ukuran
5 x 5 m. Selanjutnya pembuatan lubang tanam dengan jarak tanam ukuran 40 x 60
cm .
2.
Pemberian pupuk kandang dan pupuk dasar.
Pupuk
kandang yang sudah matang diberikan pada setiap bedengan setelah
dilakukan pengolahan tanah. Masing – masing bedengan diberikan 1 karung pupuk
kandang. Bersamaan dengan penanaman diberikan pupuk NPK.
3. Penanaman
Penanaman
jagung dilakukan secara serentak. Penanaman dilakukan dengan cara tugal dengan kedalaman tugal 5 cm dengan jumlah 1benih per lubang tanam. Penyisipan dilakukan
seminggu setelah tanam, terhadap benih yang tidak tumbuh.
4.
Pemupukan
Pada
tanaman jagung pemupukan pertama diberikan NPK bersamaan dengan waktu
penanaman. Pada saat tanaman berumur 30 hari dilakukan pemberian pupuk NPK
kedua kalinya .
5. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan melihat
kondisi kelembaban tanah. Hal ini menyangkut ketersediaan air bagi pertumbuhan
tanaman. Apabila di rasa kurang air perlu dilakukan penyiraman. Akan tetapi
penyiraman biasanya dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
b. Penyiangan
Penyiangan akan dilakukan dengan memperhatikan jumlah populasi gulma,
apabila sudah berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan tanaman barulah
dilakukan penyiangan.
c. Penyulaman
Penyulaman dilakukan terhadap bibit tanaman yang rusak ataupun mati.
6.
Pengendalian Hama, Penyakit, dan Gulma
Untuk
melakukan pengendalian terhadap hama dan penyakit biasa dilakukan upaya
preventif berupa tindakan – tindakan agronomis. Selanjutnya pengendalian
dilakukan sesuai dengan materi praktikum
a. Hama yang
menyerang :
-
Semut menyerang jagung saat penanaman, pengendalian
dilakukan dengan memberikan furadan.
-
Lalat Buah menyerang jagung, pengendalian dilakukan
dengan peyemprotan Petrogenol.
b. Penyakit
yang menyerang tidak ada
c. Untuk gulma, pengendalian dilakukan
secara mekanis yaitu dengan menyiang tanaman menggunakan tangan dan menggunakan
cangkul.
D.
Parameter
Pengamatan
Adapun para meter yang diambil dalam Praktikum
diantaranya :
1.
Tinggi Tanaman
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan
menghitung jumlah tinggi ketika munculnya tunas pada tanaman, dengan menentukan
5 sampel.
2.
Jumlah Buah
Pengukuran
jumlah buah dilakukan pada tanaman yang sudah muncul pucuk buah sampai
terbentuknya buah , dengan menentukan 5 sampel.
3.
Jumlah Panjang Tongkol
Perhitungan panjang tongkol
dilakukan pada saat tanaman sudah terjadinya perkawinan dan terjadinya buah dan
pada saat munculnya pucuk buah dihitung dari munculnya buah sampai panen,
dengan menentukan 5 sampel.
4. Jumlah
Biji buah Jagung Per Tongkol
Perhitungan jumlah biji jagung per
tongkol dilakukan pada saat kita melakukan pemanenan di lakukan penghitungan
biji, dengan menetukan 5 sampel.
A.
Tinggi Tanaman
( cm )
Minggu
Pengamatan
|
Tinggi tanaman (cm)
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Minggu 1
|
20
|
20
|
15
|
16
|
14
|
Minggu 2
|
40
|
43
|
34
|
36
|
32
|
Minggu 3
|
73
|
75
|
70
|
72
|
69
|
Minggu 4
|
103
|
95
|
113
|
100
|
108
|
Minggu 5
|
175
|
160
|
185
|
170
|
179
|
Minggu 6
|
215
|
197
|
211
|
200
|
205
|
Minggu 7
|
225
|
209
|
230
|
237
|
232
|
Minggu 8
|
235
|
242
|
250
|
252
|
248
|
Berdasarkan data pengamatan tinggi
tanaman jagung dapat diketahui bahwa rata – rata tanaman jagung pada praktikum
ini memiliki pertumbuhan tinggi yang baik. Hal ini berarati pertumbuhan
vegetatif dari tanaman jagung maksimal, dikarenakan tindakan agronomi yang
sesuai dan terpenuhnya kebutuhan hara makro dan mikro. Jumlah pupuk dan waktu
pemupukan yang tepat memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan
tinggi tanaman jagung.
B.
Jumlah Buah
Minggu
Pengamatan
|
Jumlah Buah
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Minggu 1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Minggu 2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Minggu 3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Minggu 4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Minggu 5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Minggu 6
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Minggu 7
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Minggu 8
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Berdasarkan
data pengamatan jumlah buah
tanaman jagung dapat diketahui bahwa rata – rata tanaman jagung pada
praktikum ini memiliki pertumbuhan vegetatif yang baik. Hal ini berarati
tanaman jagung maksimal, dikarenakan tindakan agronomi yang sesuai dan terpenuhnya
kebutuhan hara makro dan mikro. Jumlah pupuk dan waktu pemupukan yang tepat
memberikan pengaruh yang positif terhadap pertambahan ukuran buah jagung .
Selain itu hal ini juga disebabkan pengaruh faktor lingkungan seperti curah
hujan dan intensitas cahaya yang baik selama praktikum.
C.
Panjang Tongkol Jagung
Minggu
Pengamatan
|
Panjang Tongkol jagung
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Minggu 1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Minggu 2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Minggu 3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Minggu 4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Minggu 5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Minggu 6
|
5
|
4
|
7
|
5
|
6
|
Minggu 7
|
15
|
15
|
16
|
17
|
14
|
Minggu 8
|
25
|
29
|
27
|
26
|
30
|
Berdasarkan
data pengamatan panjang tongkol jagung
dapat diketahui bahwa pertumbuhan tongkol sangatlah baik dikarnakan setipa
minggunya terjadinya penabahan ukuran tongkol dan penambahan diameter tongkol
ini berarti pertumbuhan vegetatif tanaman jagung sangat baik. Selain hal ini juga disebabkan
pengaruh faktor lingkungan seperti curah hujan, intensitas cahaya dan
pengendalian hama lalat buah yang baik selama praktikum.
D.
Jumlah Biji Buah Jagung Per Tongkol
Minggu
Pengamatan
|
Jumlah Biji Per Tongkol
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
Minggu 1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Minggu 2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Minggu 3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Minggu 4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Minggu 5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Minggu 6
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Minggu 7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Minggu 8
|
252
|
258
|
245
|
236
|
249
|
Berdasarkan
data pengamatan jumlah biji buah jagung
per tongkol dapat diketahui bahwa jumlah biji tanaman jagung per tongkol
berbeda dari tongkol tanaman jagung yang satu dengan tanaman jagung yang
lainnya mungkin disebabakan kurangnya unsur hara dan air yang diserap oleh
tanaman jagung karna pada saat dilakukan praktikum ini dilaksanakan pada musim
kemarau sehingga berpengaruh terhadap diameter tongkol dan ukuran tongkol yang dihasilkan setiap
tanaman.
A. Kesimpulan
Berdasarkan
serangkaian praktikum dan pengamatan selama melaksanakan praktikum Dasar –
dasar perlintan adalah :
Tanaman jagung yang kita tanam harus
di rawat dengan baik agar pertumbuhanya sesuai dengan yang kita inginkan,karena
tanaman jagung merupakan tanaman yangb rentan akibat hama dan penyakit maka
kita harus menjaga dan merawatnya dengan baik,agar tidak di serang hama dan
mati.
Pemberian pestisida sangat penting
karena akan menjaga dari serangan hama dan penyakit beberapa hama dan penyakit dapat menyebabkan
tanaman tersebut mati dan mengakibatkan gagal panen,perawatan di lakukan
berkala karena akan melindungi dari serangan hama yang akan menyerang tanaman
kita
Tumbuhan sama halnya dengan manusia,
kita harus merawat dan melindungi tanaman karena dengan perawatan dan
perlindungan yang baik maka akan mendapatkan hasil yang baik pula
B.
Saran
Setelah
melaksanakan serangkaian praktikum dan pengamatan yang dilakukan selama praktikum Dasar – dasar perlintan maka penulis memberikan beberapa saran
sebagai berikut :
1.
Agar pada praktikum selanjutnya
diterapkan praktikum dengan menguji metode-metode bertanam tanaman pangan yang
baru.
2.
Supaya pada praktikum selanjutnya
komunikasi dan koordinasi antara dosen, asisten dan mahasiswa lebih baik lagi
agar hasil praktikum maksimum.
DAFTAR PUSTAKA
Fatmawati,
Andi Apryani. 2007. Dasar – Dasar Perlindungan Tanaman. Jurusan
Agronomi-Faperta Untirta. Serang.
Harjadi, M.M. Sri Setyati. 1988. Budidaya Tanaman
Jagung. Gramedia: Jakarta.
Nyakpa, M. Yusuf, et al. 1988. Hama Dan penyakit.
Penerbit Universitas Lampung. Lampung.
Soeprapto.1993. Bertanam Jagung Manis. Penebar
Swadaya : Jakarta.
Tjirosoepomo, Gembong. 2004. Perbanyakan Tanaman
Secara Generatif . Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Duriat, A.S. dan S. Sastrosiswojo.1995. Pengendalian hama dan penyakit terpadu pada agribisnis Jagung. Jakarta:Penebar
Swadaya
Semangun,
Haryono. 1989. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultur di Indonesia (Yogyakarta: Gajah Mada University Press
1989).
Purwono dan Purwanti, H. 2007. Budidaya Delapan Jenis Tanaman Pangan
Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Purnomo, H. 2008. Deskripsi Tanaman Kacang Hijau. pangan.litbang.deptan.go.id www.puslittan.bogor.net (Diakses
Pada Tanggal 2 September 2011).
Lampiran
1. Jadwal Kegiatan
No
|
Kegiatan Praktikum
|
Bulan/Tahun 2012
|
|||||||||||||||
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Pembersihan
lahan
|
X
|
|||||||||||||||
2
|
Pembuatan
bedengan
|
X
|
|||||||||||||||
3
|
Pemupukan
dasar
|
X
|
|||||||||||||||
4
|
Penanaman
jagung
|
X
|
|||||||||||||||
5
|
Penyulaman
|
X
|
X
|
||||||||||||||
6
|
Pengisian
polibeg
|
X
|
|||||||||||||||
7
|
Penyiangan
sampel
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
|||||||||||
8
|
Penyiraman
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
|||||||
9
|
Pembuatan
laporan
|
X
|
Lampiran
2. Dokumentasi
Gambar 1.
Pengolahan Lahan Gambar 2. Tanaman jagung
Gambar 5.
Pengendalian Lalat Buah Gambar 6. pemanenan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komentari......