BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan yang
terletak di daerah katulistiwa termasuk wilayah yang sangat rentan terhadap
perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan,kenaikan muka air laut, dan suhu
udara, serta peningkatan kejadian iklim ekstrim berupa banjir dan kekeringan
merupakan beberapa dampak serius perubahan iklim yang dihadapi Indonesia.
Perubahan iklim akan menyebabkan: (a) seluruh wilayah Indonesia mengalami
kenaikan suhu udara, dengan laju yang lebih rendah dibanding wilayah subtropis;
(b) wilayah selatan Indonesia mengalami penurunan curah hujan, sedangkan
wilayah utara akan mengalami peningkatan curah hujan.
Kerentanan suatu daerah terhadap perubahan
iklim atau tingkat ketahanan dan kemampuan beradaptasi terhadap dampak
perubahan iklim, bergantung pada struktur sosial-ekonomi, besarnya dampak yang
timbul, infrastruktur, dan teknologi yang tersedia. Di Indonesia, upaya-upaya mitigasi
dan adaptasi perubahan iklim sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1990,walaupun
Indonesia tidak memiliki kewajiban untuk memenuhi target penurunan emisi GRK.
Untuk memperkuat pelaksanaan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di Indonesia
pada sektor pertanian,perlu ditetapkan strategi nasional mitigasi dan adaptasi
perubahan iklim secara terintegrasi, yang melibatkan berbagai instansi terkait.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
masalah pokok yang kami sampaikan pada makalah ini antara lain adalah:
ü Bagaimana iklim mempengaruhi tanah
ü Bagaimana iklim mempengaruhi tanaman
ü Bagaimana iklim mempengaruhi perkecambahan
benih
ü Hubungan klimatologi dengan pertanian
ü Hubungan cuaca dengan klimatologi
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulis adalah untuk mengetahui
hubungan klimatologi, iklim, cuaca dengan pertanian agar pertanian bisa
mengatur budidaya apa yang harus ditanam jika musim berubah terus, maka dari
itu kita harus belajar tentang klimatologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Hubungan
Klimatologi Dengan Pertanian
Klimatologi merupakan ilmu tentang atmosfer.
Mirip dengan meteorologi, tapi berbeda dalam kajiannya, meteorologi lebih
mengkaji proses di atmosfer sedangkan klimatologi pada hasil akhir dari proses2
atmosfer. Klimatologi berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang masing2
berarti kemiringan (slope) yg di arahkan ke Lintang tempat sedangkan Logos
sendiri berarti Ilmu. Jadi definisi Klimatologi adalah ilmu yang mencari
gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi
berbeda, dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia.
Karena klimatologi memerlukan interpretasi
dari data2 yang banyak sehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya,
orang2 sering juga mengatakan klimatologi sebagai meteorologi statistik
(Tjasyono, 2004) Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses
pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis2 dan sifat2 iklim bisa menentukkan
jenis2 tanaman yg tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu
kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.
Seiring dengan dengan semakin berkembangnya
isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor
pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal
musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani
begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen. Untuk daerah tropis
Indonesia, hujan merupakan faktor pembatas penting dalam pertumbuhan dan
produksi tanaman pertanian. Selain hujan, unsur iklim lain yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman adalah suhu, angin, kelembaban dan sinar matahari.
Setiap tanaman pasti memerlukan air dalam
siklus hidupnya, sedangkan hujan merupakan sumber air utama bagi tanaman. Berubahnya
pasokan air bagi tanaman yg disebabkan oleh berubahnya kondisi hujan tentu saja
akan mempengaruhi siklus pertumbuhan tanaman, Inu merupakan contoh global
pengaruh ikliim terhadap tanaman. Di indonesia sendiri akibat dari perubahan
iklim, yaitu timbulnya fenomena El Nino dan La Nina. Fenomena perubahan iklim
ini menyebabkan menurunnya produksi kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit bila
tidak mendapatkan hujan dalam 3 bulan berturut-turut akan menyebabkan
terhambatnya proses pembungaan sehingga produksi kelapa sawit untuk jangka 6
sampai 18 bulan kemudian menurun. Selain itu produksi padi juga menurun akibat
dari kekeringan yang berkepanjangan atau terendam banjir. Akan tetapi pada saat
fenomea La Nina produksi padi malah meningkat untuk masa tanam musim ke dua.
Selain hujan, ternyata suhu juga bisa
menentukkan jenis2 tanaman yg hidup di daerah2 tertentu. Misalnya perbedaan
tanaman yang tumbuh di daerah tropis, gurun dan kutub. Indonesia merupakan
daerah tropis, perbedaan suhu antara musim hujan dan musim kemarau tidaklah
seekstrim perbedaan suhu musim panas dan musim kemarau di daerah2 sub tropis
dan kutub. Oleh karena itu untuk daerah tropis, klasifikasi suhu lebih di
arahkan pada perbedaan suhu menurut ketinggian tempat. Perbedaan suhu akibat
dari ketinggian tempat (elevasi) berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi
tanaman. Sebagai contoh, tanaman strowbery akan berproduksi baik pada
ketinggian di atas 1000 meter, karena pada ketinggian 1000 meter pebedaan suhu
antara siang dan malam sangat kontras dan keadaan seperti inilah yg dibutuhkan
oleh tanaman strowbery. Jadi keeratan hubungan antara klimatologi dengan ilmu
pertanian tercermin dengan berkembangnya cabang klimatologi
B.
Hubungan
Suhu Terhadap Pertanian
-
Cuaca
Cuaca dan iklim adalah proses
interaktif alami (kimia, biologis dan fisis) di alam, Khusus nya di atmosfer.
Hal ini terjadi karena adanya sumber energi, yaitu Matahari dan gerakan rotasi
Bumi pada poros (kurang 24 jam) serta revolusi Bumi mengelilingi Matahari.
Dalam peristiwa ini, pendekatan fisis lebih dominan dari pada kimia dan
biologis.Cuaca sebagai kondisi udara sesaat dan iklim sebagai kondisi udara
rata-rata dalam kurun waktu tertentu merupakan hasil interaksi proses
fisis.Iklim selalu berubah menurut ruang dan waktu. Dalam skala waktu perubahan
iklim akan membentuk pola atau siklus tertentu, baik harian, musiman, tahunan
maupun siklus beberapa tahunan . Selain perubahan yang berpola siklus,
aktivitas manusia menyebabkan pola iklim berubah secara berkelanjutan, baik
dalam skala global maupun skala lokal.
Perubahan iklim didefinisikan sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer, yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang (Trenberth, Houghton and Filho. 1995).
Perubahan iklim didefinisikan sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer, yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang (Trenberth, Houghton and Filho. 1995).
Iklim merupakan komponen
ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamik dan sulit dikendalikan. Dalam
praktek, iklim dan cuaca sangat sulit untuk dimodifikasi/dikendalikan sesuai
dengan kebutuhan Iklim/cuaca sering seakan-akan menjadi faktor pembatas
produksi pertanian. Karena sifatnya yang dinamis, beragam dan terbuka,
pendekatan terhadap cuaca/iklim agar lebih berdaya guna dalam bidang pertanian
, diperlukan suatu pemahaman yang lebih akurat teradap karakteristik iklim
melalui analisis dan interpretasi data iklim. Mutu hasil analisis dan
interpretasi data iklim, selain ditentukan oleh metode analisis yang digunakan,
juga sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu data. Oleh karena itu, diperlukan
koordinasi dan kerjasama yang baik antar instasi pengelola dan pengguna data
iklim demi menunjang pembangunan pertanian secara keseluruhan.
Menyimak pemberitaan beberapa
media masa akhir-akhir ini tentang semakin rawannya ketersediaan pangan di
Indonesia tentunya sangat memprihatinkan. Pengaruh kegagalan panen, bangkrutnya
petani dan harga pangan yang makin meningkat dapat meruntuhkan prospek
pertumbuhan ekonomi. Kondisi dimana harga bahan pangan dan komoditi lain yang
tinggi tentu saja berakibat pada peningkatan inflasi. Semakin rawannya
ketahanan pangan di Indonesia merupakan akibat semakin menurunnya luas lahan
pertanian dan produktivitas lahan yang tidak mungkin ditingkatkan. Artinya
beberapa upaya untuk meningkatkan hasil produksi pertanian sudah tidak ekonomis
lagi.
Peningkatan kebutuhan terhadap
produksi pertanian akibat peningkatan jumlah penduduk di satu sisi, dan semakin
terbatasnya jumlah sumber daya pertanian disisi lain, menuntut perlunya
optimalisasi seluruh sumber daya pertanian, terutama lahan dan air. Oleh sebab
itu, sistem usahatani yang selama ini lebih berorientasi komoditas (commodity
oriented) harus beralih kepada sistem usahatani yang berbasis sumber daya
(commodity base), seperti halnya sistem usahatani agribisnis. Salah satu aspek
penting dalam pengembangan agribisnis adalah bahwa kualitas hasil sama
pentingnya dengan kuantitas dan kontinuitas hasil.
Disamping faktor tanah,
produktivitas pertanian sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air dan berbagai
unsur iklim. Namun dalam kenyataannya, iklim/cuaca sering seakan-akan menjadi
faktor pembatas produksi. Hal tersebut disebabkan kekurang selarasan sistem
usahatani dengan iklim akibat kekurang mampuan kita dalam memahami
karakteristik dan menduga iklim, sehingga upaya antisipasi resiko dan sifat
ekstrimnya tidak dapat dilakukan dengan baik. Akibatnya, sering tingkat hasil
dan mutu produksi pertanian yang diperoleh kurang memuaskan dan bahkan gagal
sama sekali.
Sesuai dengan karakteristik dan
kompleksnya faktor iklim, maka kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
dalam memodifikasi dan mengendalikan iklim sangat terbatas. Oleh sebab itu
pendekatan yang paling efektif untuk memanfaatkan sumber daya iklim adalah
menyesuaikan sistem usahatani dan paket teknologinya dengan kondisi iklim
setempat. Penyesuaian tersebut harus didasarkan pada pemahaman terhadap
karakteristik dan sifat iklim secara baik melalui analisis dan interpretasi
data iklim. Mutu hasil analisis dan interpretasi data iklim, selain ditentukan
oleh metode analisis yang digunakan, juga sangat ditentukan oleh jumlah dan
mutu data.
Selain proses metabolisme, proses
pembungaan, pengisian biji dan pematangan biji atau buah tanaman padi juga
sangat dipengaruhi oleh radiasi surya (intensitas dan lama penyinaran), suhu
udara dan kelembaban nisbi serta angin. Secara aktual, berbagai proses
fisiologi, pertumbuhan dan produksi tanaman sangat dipengaruhi oleh unsur
cuaca, yaitu keadaan atmosfer dari saat ke saat selama umur tanaman,
ketersediaan air (kelembaban tanah) sangat ditentukan oleh curah hujan dalam
periode waktu tertentu dan disebut sebagai unsur iklim, yang pada hakikatnya
adalah akumulasi dari unsur cuaca (curah hujan dari saat ke saat)
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Banyak factor yang mempengaruhi dalam
terjadinya proses pertanian, salah satunya adalah iklim. Iklim mempunyai
pengaruh yang besara terhadap baik atau buruknya pertumbuhan tanaman dalam
proses pertanian yang berlangsung. Seperti yang kita ketahui, iklim
mempengaruhi tanah sebagai media tanam dalam bertani. Suhu udara, angin, curah
hujan, material tanah, oksigen dan mineral pada tanah sangat berpengaruh pada
proses bercocok tanam, dan hal tersebut sangat di pengaruhi iklim sebagai
sumber pengaruh semua itu. Bahkan berubahnya iklim bisa mengakibatkan semua hal
tadi berubah pula, baik pada perubahan yang di harapkan bahkan pada perubahan
yang tidak di harapkan yang dapat menggarahkan proses pertanian pada hal yang
kurang baik.
Iklim merupakan komponen ekosistem dan factor
produksi yang sangat dinamik dan sulit di kendalikan dan di duga terutama suhu
, oleh karena itu pendekatan yang paling baik dalam rangka membangun pertanian
adalah menyesuaikan keadaan tani dengan iklim
Factor suhu memepunyai peranan yang sangat
penting perencanaan dan system produksi pertanian karena seluruh unsure iklim
berpengaruh terhadap berbagai proses fotosintesis pertumbuhan dan produktifitas
tanaman
Cuaca dan iklim adalah proses interaktif
alami (kimia, biologis dan fisis) di alam, Khusus nya di atmosfer. Hal ini
terjadi karena adanya sumber energi, yaitu Matahari dan gerakan rotasi Bumi
pada poros (kurang 24 jam) serta revolusi Bumi mengelilingi Matahari. Dalam
peristiwa ini, pendekatan fisis lebih dominan dari pada kimia dan
biologis.Cuaca sebagai kondisi udara sesaat dan iklim sebagai kondisi udara
rata-rata dalam kurun waktu tertentu merupakan hasil interaksi proses
fisis.Iklim selalu berubah menurut ruang dan waktu. Dalam skala waktu perubahan
iklim akan membentuk pola atau siklus tertentu, baik harian, musiman, tahunan
maupun siklus beberapa tahunan . Selain perubahan yang berpola siklus,
aktivitas manusia menyebabkan pola iklim berubah secara berkelanjutan, baik
dalam skala global maupun skala lokal.
Perubahan iklim didefinisikan sebagai
perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh
aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer, yang akan memperbesar
keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang
B.
Saran
Globalisasi adalah hal yang dapat merubah hal
yang mempunyai pengaruh terhadap pertanian kearah yang tidak lebih baik, bahkan
cenderung merugikan. Dengan globalisasi berarti terjadi perubahan iklim, salah
satunya adalah radiasi yang dapat mengganggu proses pertanian. Maka dari itu
marilah kita cegah sama-sama hal tersebut, karena dengan mencegah hal terrsebut
berarti kita mencegah hal yang tidak di inginkan bila terjadi globalisasi
nantinya.
Sebaiknya perlu koordinasi dan kerjasama yang
baik antara instansi pengelola danpengguna data iklim demi menunjang pertanian
secara keseluruhan
Pemerintah seharusnya melakukan peningkatan /peralatan/stasiun informasi iklim untuk pengamatan menyediakan dan membina sdm dalam meningkatkan mutu pengamatan dan kemampuan analisis karena sangat terbatasnya informasi iklim yang sangat efektif (berdaya guna) untuk bidang atau kegiatan pertanian
Pemerintah seharusnya melakukan peningkatan /peralatan/stasiun informasi iklim untuk pengamatan menyediakan dan membina sdm dalam meningkatkan mutu pengamatan dan kemampuan analisis karena sangat terbatasnya informasi iklim yang sangat efektif (berdaya guna) untuk bidang atau kegiatan pertanian
DAFTAR PUSTAKA
http//www.indekspengaruhiklimterhadappertaniankonvensional.com/wikipedia.com/inc/.hohuw.com
Tjasyono, 2004 “iklim ,suhu terhadap permukaan bumi” Wisnubroto, S. 1997.
Tjasyono, 2004 “iklim ,suhu terhadap permukaan bumi” Wisnubroto, S. 1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komentari......